TEMPO.CO, JAKARTA - Direktur Strategi dan Portofolio Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan tak menampik beban utang pemerintah tahun ini dan tahun depan cukup tinggi. Dua tahun ini pemerintah harus membayar beban utang Rp 396 triliun dan Rp 409 triliun.
Baca: Siapkan Strategi Pembiayaan Utang 2019, Kemenkeu Amati Pasar Uang
“Pelemahan nilai tukar rupiah juga ada pengaruhnya,” ujarnya Selasa 21 Agustus 2018.
Meski begitu, pemerintah menjamin beban utang di tahun 2020 bakal mereda. Meski tak merinci, beban utang dua tahun ke depan disokong oleh strategi Kementerian yang mengatur tenor utang yang rata-rata 9 tahun agar tak berbarengan jatuh temponya.
Selain itu, beban utang bisa terjaga karena penerbitan surat utang berdenominisasi rupiah semakin banyak.
Shneider mengatakan saat ini porsi rupiah dalam surat utang negara yang berjumlah Rp 3.467,5 triliun di bulan Juli ini mencapai 62,1 persen atau senilai Rp 2.55,8 triliun. Selain itu ada tambahan Rp 518,6 triliun dari produk sukuk negara bernilai rupiah.
“Penerimaan negara tahun depan sudah Rp 2 ribu triliun, belum lagi penerimaan bukan pajak dari ekspor dan layanan pemerintah yang meningkat,” ujarnya.